Waspada Disentri Pada Anak, Ketahui Cara Penanganannya
Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.
Disentri merupakan suatu gangguan sistem pencernaan yang bisa menyerang siapa saja.
Namun, dibandingkan dengan orang dewasa, biasanya anak-anak akan lebih rentan terserang penyakit yang satu ini.
Penyakit disentri memang sering kita dengar, namun tidak banyak yang mengetahui seperti apa penyakit yang satu ini. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit disentri justru akan menyebabkan kematian pada anak atau orang dewasa. Untuk itulah, anda sebagai orang tua harus lebih waspada terhadap penyakit yang satu ini terlebih lagi pada efek yang akan ditimbulkan terhadap kesehatan anak anda.
Disentri itu sendiri yaitu peradangan yang terjadi pada usus yang disebabkan karena usus tersebut terinfeksi oleh bakteri, sehingga menyebabkan terjadinya diare yang mengandug lendir dan darah. Pada beberapa kasus, disentri yang tidak ditangani dengan segera justru menjadi penyakit yang bisa mengancam jiwa, terlebih lagi jika penderitanya tidak bisa mengganti cairan tubuh yang hilang dengan cepat.
Sekitar 15% seluruh diare yang dialami oleh balita adalah penyakit disentri. Pada bayi, dehidrasi yang disebabkan oleh disentri merupakan penyebab kematian paling tinggi di Indonesia.
Pemberian Asi sangat dianjurkan sebagai salah satu penanganan disentri pada bayi. Karena seperti yang sudah dilaporkan, disentri berat pernah dialami oleh seorang bayi karena ia tidak mendapatkan ASI eklusif serta anak yang kekurangan gizi.
Penyebab Disentri
Penyebab disentri itu sendiri dikelompokan menjadi dua tipe seperti berikut:
- Disentri basiler. Disentri basiler merupakan disentri yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang biasanya menginfeksi yaitu bakteri shigella. Bakteri ini merupakan penyebab disentri tersering pada bayi dan anak.
- Disentri Amoeba. Disentri amoeba merupakan disentri yang disebabkan karena infeksi amoeba atau parasit bersel satu.
Infeksi yang disebabkan oleh kuman biasanya akan menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, melalui tangan, serta peralatan makan yang tidak dibersihkan dengan baik dan benar. Biasanya keadaan ini terjadi di daerah yang memiliki tingkat kebersihan buruk.
Tanda dan Gejala Disentri
Selain mengalami diare yang mengandung lendir dan darah, anak yang terserang disentri juga biasanya akan mengalami demam serta tenesmus. Tenesmus itu sendiri yaitu perasaan nyeri pada perut yang melilit, terlebih lagi ketika buang air besar. Nyeri perut pada anak atau bayi biasanya tidak akan terlihat dengan jelas, karena pada umumnya mereka masih belum bisa menjelaskan apa yang mereka sendiri rasakan. Mungkin tanda yang akan mereka perlihatkan yaitu, menangis, rewel atau ekspresi karena kesakitan lainnya.
Cara Penularan
Disentri itu sendiri bisa menular dengan berbagai macam cara melalui berbagai media. Seperti misalkan, anak atau bayi minum air yang sudah tercemari oleh tinja atau mengkonsumsi makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah melakukan aktivitas atau bermain di tempat yang kebersihannya kurang terjaga. Selain itu, kontak secara langsung dengan peralatan rumah tangga atau dengan orang yang terinfeksi bisa menjadi jalan masuknya bakteri atau amoeba yang menjadi penyebab disentri. Penularan dengan cara ini biasanya akan terjadi di daerah padat penduduk atau daerah yang kebersihannya kurang terjaga.
Pada umumnya disentri dialami oleh anak ketika dalam masa balita, yang mana masa tersebut merupakan masa bermain.
Komplikasi Disentri
Komplikasi biasanya akan terjadi karena adanya faktor resiko pada penderita seperti misalkan, anak yang tidak mendapatkan ASI, dalam 6 bulan terakhir menderita campak atau anak yang mengalami gizi buruk.
Awal terjadinya komplikasi yaitu, dinding usus mengalami pelunakan sehingga dengan begitu bakteri shigella dengan mudah menginvasi lebih jauh ke dalam. Luka yang timbul pada usus besar akan semakin bertambah parah, yang mana bertambah parahnya luka tersebut disebabkan karena tercemar oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri yang terdapat di usus besar. Keadaan seperti ini akan memicu terjadinya pecah usus, sehingga pendarahan hebat pun akan terjadi.
Racun yang diproduksi oleh bakteri penyebab disentri akan membuat kerja paristaltik usus menjadi melemah. Selain itu, usus pun akan membesar, keadaan ini bisa dilihat dengan membesarnya perut penderita. Jika racun yang diproduksi oleh bakteri disentri tersebut sampai ke otak, maka anak akan mengalami kejang-kejang, bahkan beresiko mengalami radang otak.
Pada disentri amoeba atau disentri yang disebabkan oleh amoeba, kuman yang ada di dalam tubuh bisa sampai menjalar ke hati, serta akan menyebabkan terbentuknya kumpulan nanah atau yang lebih sering disebut dengn abses. Penyakit disentri hingga menimbulkan komplikasi seperti ini bisa terjadi dalam waktu yang cukup singkat, yakni sekitar seminggu. Oleh karena itu, agar disentri yang terjadi pada anak tidak semakin parah atau fatal, maka sangat dianjurkan untuk menggalakan pemberian ASI, memberikan imunisasi terlebih lagi imunisasi campak, dan memperbaiki gizi.
Cara Mengobati Disentri Pada Anak
Disentri pada anak bisa diobati agar tidak bertambah parah. Biasanya pengobatan yang dilakukan yaitu dengan memberikan obat disentri yang mampu membunuh bakteri atau kuman yang menjadi penyebab disentri.
Biasanya dokter atau pihak medis akan memberikan antibiotik tertentu. Untuk mengetahui jenis obat apa yang akan diberikan, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai langkah untuk mengetahui ketahanan kuman dan jenis disentri apa yang dialami. Jika obat yang diberikan tidak disesuaikan, kuman yang menjadi penyebab disentri lebih kebal maka komplikasi akan mudah terjadi.
Cara Penanganan di Rumah
Perawatan yang tepat sangat dianjurkan untuk anak yang menderita disentri. Dianjurkan untuk memberikan makanan bertekstur lunak, tidak merangsang, mudah dicerna, serta mengandung protein tinggi kepada anak yang menderita disentri sebagai langkah penyembuhan.
Yang harus diperhatikan oleh para orang tua setelah melakukan pengobatan terhadap anak yaitu memperhatikan kondisi anak secara bertahap. Apakah keadaannya semakin membaik atau justru bertambah buruk. Penderita disentri bisa dikatakan membaik jika suhu tubuhnya kembali normal seperti semula, darah yang dikeluarkan pada tinja akan semakin berkurang atau tidak ada sama sekali, tidak lagi merasa sakit perut, frekuensi buang air besar berkurang, serta nafsu makan anak menjadi membaik.
Sedangkan keadaan dikatakan menjadi lebih buruk jika anak terlihat lemas dan lesu, kesadaran anak menurun, perut kembungnya tidak kunjung mengecil, tidur terus menerus, darah yang dikeluarkan saat buang air besar semakin banyak, buang angin terhambat, suhu tubuh tinggi tidak kunjung turun dan lain sebagainya. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, maka anak yang menderita disentri harus kembali di bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Cara mencegah agar anak tidak mengalami penyakit disentri bisa dilakukan dengan sederhana. Anda sebagai orang tua harus menjaga kebersihan diri anak anda serta kebersihan lingkungannya. Untuk kebersihan diri dimulai dengan rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air setelah memegang benda kotor serta setelah dan sebelum makan, atau setelah buang air besar.
Demikian penjelasan mengenai disentri dan cara penanganan disentri pada anak. Semoga bermanfaat.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.