Penyakit Disentri, Kenali Penyebab dan Cara Penanganannya
Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc! Made your link safe to visit.
Apakah anda pernah mengalami susah buang air besar, yang mana kotoran yang anda keluarkan berupa darah dan lendir, atau bahkan mengalami diare dengan tinja bercampur darah?
Jika pernah, apa yang anda alami tersebut mungkin saja penyakit disentri. Penyakit disentri merupakan gangguan sistem pencernaan yang terjadi karena peradangan usus besar yang ditandai dengan sakit perut serta buang air besar secara berulang-ulang yang mana akan menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan banyak cairan.
Di Indonesia sendiri gangguan sistem pencernaan yang satu ini sering terjadi bahkan selalu muncul dalam sepanjang tahun. Namun, jumlah penderita penyakit yang satu ini masih belum diketahui secara pasti karena penyakit ini secara resmi belum tercatat. Faktor yang menyebabkan disentri yang paling kuat di Indonesia yaitu karena makanan dan minuman yang terkontaminasi atau kurang terjaganya kebersihan.
Penyakit disentri harus kita waspadai, karena penyakit ini bisa menyerang segala usia. Selain orang dewasa, anak-anak dan balita pun bisa diserangnya. Agar kita bisa mencegah penyakit ini, maka tidak ada salahnya jika kita mengetahui penyakit ini lebih lanjut, baik itu penyebab, gejala dan cara penanganannya.
Apa Penyebab Penyakit Disentri?
Berdasarkan penyebabnya, penyakit disentri dibedakan menjadi dua tipe seperti berikut ini:
Disentri Basiler
Disentri basiler merupakan penyakit disentri yang pada umumnya disebabkan karena penderita terinfeksi bakteri. Bakteri yang biasanya menjadi penyebab disentri paling sering terlebih lagi pada anak-anak atau bayi yaitu bakteri shigella.
Bakteri shigella biasanya akan menyebar karena tidak terjaganya kebersihan, seperti misalkan tidak menjaga kebersihan tangan setelah diare. Ketika kita menyentuh benda atau bagian tubuh orang lain yang terkontaminasi oleh bakteri, maka kita pun bisa ikut terinfeksi.
Apabila bakteri tersebut masuk ke dalam mulut, maka ia akan turun ke saluran pencernaan lainnya seperti usus yang nantinya akan menyerang sel yang melapisi usus besar. Bakteri tersebut kemudian akan berkembang biak, membunuh sel-sel serta akan menjadi penyebab penyakit disentri.
Disentri basiler juga bisa menyebar melalui makanan, yang mana makanan tersebut sebelumnya telah terkontaminasi oleh tinja atau kotoran manusia serta makanan yang cara pengolahannya tidak benar atau masih mentah. Biasanya jangka waktu seseorang terkontaminasi bakteri sampai munculnya gejala yaitu sekitar 1-7 hari.
Disentri Amoeba
Disentri amoeba merupakan penyakit disentri yang disebabkan oleh infeksi amoeba atau parasit bersel satu. Disentri amoeba sering ditemukan di daerah tropis, seperti halnya Indonesia.
Amoeba yang ada di dalam tubuh penderita dan siap keluar akan berkumpul serta dilindungi oleh pelapis, yang mana kumpulan amoeba ini disebut dengan kista. Kista tersebut akan keluar dari tubuh manusia bersama dengan kotoran atau tinja. Kumpulan amoeba atau kista tersebut masih bisa bertahan hidup meskipun di luar tubuh manusia. Apabila kebersihan kurang terjaga, maka amoeba-amoeba tersebut akan mengkontaminasi daerah yang berada di sekitarnya, termasuk air atau makanan.
Jika air atau makanan yang terkontaminasi tinja yang mengandung kista tersebut dikonsumsi oleh seseorang, maka ia akan terinfeksi.
Amoeba yang masuk ke dalam mulut akan turun ke perut. Setelah dari perut, amoeba-amoeba tersebut akan turun ke usus. Ketika di usus dinding pelapisnya akan pecah, dan amoeba-amoeba tersebut akan lepas serta menyebabkan infeksi.
Apa Gejala Disentri?
Gejala Disentri Basiler
Gejala umum disentri basiler yaitu sakit perut ringan serta mengalami diare yang mengandung darah. Yang mana keadaan ini biasanya terjadi selama 1-7 hari setelah terinfeksi. Gejala ini biasanya akan terjadi selama 3-7 hari. Namun, dalam kasus-kasus parah gejalanya meliputi:
- Mual dan muntah
- Mengalami diare dengan kotoran mengandung darah dan lendir
- Demam tinggi dengan suhu sekitar 38 derajat celcius
- Mengalami kram perut
- Rasa sakit pada perut yang tidak tertahankan
Penyakit disentri yang parah pada umumnya akan berujung pada dehidrasi. Keadaan ini harus diwaspadai terutama jika menyerang anak-anak.
Gejala Disentri Amoeba
Disentri amoeba biasanya tidak menampakan gejala. Namun jika ada, gejala yang terlihat seperti berikut:
- Muntah
- Sakit perut
- Terasa mual
- Adanya pendarahan pada anus
- Diare dengan kotoran mengandung darah dan lendir
- Nafsu makan hilang
- Berat badan menurun
- Demam
Gejala ini akan terlihat setelah 10 hari penderita terinfeksi oleh amoeba.
Bagaimana Cara Menangani Penyakit Disentri?
Pengobatan Disentri Basiler
Pengobatan penderita disentri basiler baik itu tingkat menengah sampai tingkat parah biasanya akan dianjurkan untuk minum antibiotik.
Ada beberapa jenis antibiotik yang akan dianjurkan dokter untuk mengobati disentri basiler, tergantung dengan daya tahan kuman terhadap antibiotik itu sendiri. Jika daya tahan kuman kuat terhadap antibiotik yang diberikan, maka itu berarti obat tersebut tidak mampu membunuh bakteri-bakteri yang menjadi penyebab disentri ini. Dokter biasanya tidak akan memberikan antibiotik pada penderita disentri basiler ringan.
Untuk mengetahui antibiotik apa saja yang cocok untuk mengobati disentri besiler, anda bisa berkonsultasi pada dokter atau apoteker.
Pengobatan Disentri Amoeba
Biasanya orang yang menderita disentri amoeaba akan diberikan antibiotik bernama metronidazol. Ketika itu dokter yang menangani mungkin akan memberi tahu seberapa lama penderita harus mengkonsumsi obat tersebut. Selain antibiotik tersebut, antibiotik lain yang biasanya diberikan oleh dokter yaitu tinidazol.
Setelah meminum antibiotik tersebut, biasanya penderita akan diberi obat pemusnah kista amoeba yang memiliki daya tahan tinggi.
Penyakit disentri jika tidak diobati dengan segera akan menyebabkan dehidrasi parah. Dehidrasi yang cukup parah atau berat akan menyebabkan syok atau bahkan mengancam nyawa. Jika anda atau keluarga anda menunjukan gejala dehidrasi berat seperti lesu, kebingungan, kehilangan kesadaran dan kulit terasa dingin, maka tindakan yang harus anda lakukan yaitu segera mungkin membawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan atau penangan medis.
Bagaimana Cara Mencegah Disentri?
Menjaga kebersihan memiliki peranan penting sebagai langkah untuk mencegah disentri. Penyakit ini selain berdampak pada penderita juga akan menyebar pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Ada beberapa langkah lainnya yang harus anda lakukan untuk mencegah disentri seperti berikut:
- Rajin mencuci tangan, baik itu sebelum atau setelah makan, setelah menggunakan toilet atau setelah menyentuh hewan peliharaan.
- Konsumsi makanan yang dimasak dengan benar atau sampai benar matang.
- Menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi
- Jauhi makanan yang anda rasa kebersihannya tidak terjamin.
- Pisahkan makanan yang mentah dengan makanan yang matang.
Jika anda atau keluarga anda sudah terkena disentri, maka ada beberapa langkah yang bisa anda lakukan untuk mencegah agar tidak menular pada orang-orang yang ada di sekitar.
- Anjurkan penderita untuk selalu mencuci tangan baik itu sebelum makan atau ketika menyiapkan makanan.
- Bersihkan toilet setelah penderita disentri menggunakannya.
- Tidak memakai handuk atau peralatan makan yang sama dengan penderita.
- Penderita dianjurkan untuk tidak keluar rumah minimal dua hari setelah mengalami diare terakhir.
Itulah penjelasan lebih lanjut mengenai disentri. Semoga bermanfaat.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.